Salah satu fakta yang kita tahu selama ini, Larry Page dan Sergey Brin merupakan alumni resmi dari Stanford University, salah satu universitas paling bergengsi di Amerika Serikat.
Larry Page dan Sergey Bin sendiri adalah dua orang yang saling bekerja sama dan berhasil membangun sebuah perusahaan terbesar di dunia, Google. Ya, dua orang ini berhasil menciptakan Google.
Nah sebenarnya bukan kedua orang ini yang akan kita bahas, melainkan awal mula dan sejarah tempat berkuliahnya mereka yaitu Stanford University.
Fakta! Tanpa universitas ini, barangkali Google tidak dilahirkan. Atau bisa jadi Google tercipta tapi membutuhkan waktu yang akan sangat lama. Entahlah. Yang pasti, "asal" perusahaan Google berasal dari Stanford University.
Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar, menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston. Dengan malunya, mereka berdua berjalan menuju kantor Pimpinan Harvard University.
Sang sekretaris yang melihat mereka berdua langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.
“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut. “Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat. “Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.
“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Dia beranggapan bahwa orang sibuk dan sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.
Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard, dia sangat bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, disuatu tempat di kampus ini, boleh?” tanyanya, dengan harapan penuh.
Pimpinan Harvard kala itu tampak terkejut. “Nyonya, kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan,” katanya dengan sangat kasar.
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”
Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.
Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.
Kita dan kamu, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal baju hanyalah bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju seringkali menipu.
Larry Page dan Sergey Bin sendiri adalah dua orang yang saling bekerja sama dan berhasil membangun sebuah perusahaan terbesar di dunia, Google. Ya, dua orang ini berhasil menciptakan Google.
Nah sebenarnya bukan kedua orang ini yang akan kita bahas, melainkan awal mula dan sejarah tempat berkuliahnya mereka yaitu Stanford University.
Sejarah Stanford University, Tempat Kuliah Pendiri Google
Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar, menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston. Dengan malunya, mereka berdua berjalan menuju kantor Pimpinan Harvard University.
Sang sekretaris yang melihat mereka berdua langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.
“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut. “Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat. “Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.
“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Dia beranggapan bahwa orang sibuk dan sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.
Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard, dia sangat bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, disuatu tempat di kampus ini, boleh?” tanyanya, dengan harapan penuh.
Pimpinan Harvard kala itu tampak terkejut. “Nyonya, kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan,” katanya dengan sangat kasar.
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”
Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.
Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS saat ini.
Kita dan kamu, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal baju hanyalah bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju seringkali menipu.
Labels: Umum
Thanks for reading Sejarah Stanford University, Tempat Kuliah Pendiri Google. Please share this article.
0 Komentar untuk "Sejarah Stanford University, Tempat Kuliah Pendiri Google"
Komentarnya, Guys?